Postingan

Kupu-Kupu

Dibawah derai yang menari untuk kata. Malam ini saya diingatkan kembali tentang perjalanan. Namun kali ini bukanlah perjalanan tentang cerita saya bersama cerita cerita yang sering saya tulis. Ini adalah cerita saya bersama diri saya yang sendiri. Sendiri tanpa siapapun, selain tubuh saya yang terseok seok alur yang pernah membuat saya jatuh. Jatuh yang tidak pernah saya rasakan. Perasaan jatuh itu hadir setelah semua perjalanan saya lewati sampai titik saat ini. Boleh dikatakan saya lambat menyadari akan tubuh saya yang malang waktu itu. Namun, alih-alih merendahkan diri saya dengan cerita itu, saya menganggap cerita itu adalah bagian istimewa dalam hidup saya. Bagian yang memberikan saya banyak makna, bagian yang membuat saya memahami bahwa saya pernah melalui masa-masa luar biasa sebagai sosok yang saat ini sulit saya kenali. Memori itu tiba-tiba satu persatu menyapa saya. Tentang saya dengan naluri puber yang luar biasa. Sewaktu dulu, saya begitu kontras dengan saat ini. Entahlah, ...

Hujan Termanis

Mei, pada tahun ini. Terima kasih telah membersamai kisah yang begitu menumpuk bahkan di awal. Terima kasih atas beberapa petualangan kita kemarin. Saat ini, istirahat bersama hujan adalah kado terindah bagi saya. Sungguh, irama hujan begitu cantik di telinga saya. Bahkan saya disadarkan betapa hujan kali ini, adalah hujan dengan irama paling manis dari hujan-hujan sebelumnya. Bukan hanya bagian hujan termanis, tetapi hujan kali ini lebih istimewa dengan menjadi hujan pertama setelah cerita-cerita di tempat itu. Meski bukan hujan di bulan Juli, rasanya hujan kali ini lebih indah dari apapun. Saya merasa bahwa hujan selalu yang paling baik dalam hal bahagia dan pulang bagi diri saya. Hari-hari yang saya jalani kemarin cukup penuh, hingga saya merasa jauh dari diri saya sendiri. Ketidaknyamanan yang saya lakukan bukanlah kesalahan, tapi saya memahami bahwa hidup memang sesekali harus seperti itu. Entah apa maksud jelasnya, hanya saja saya memahami bahwa makna dari setiap perjalanan adala...

Hari Raya

Berbicara tentang Mei pada awal, mungkin yang akan saya ingat adalah tentang perjalanan dan cinta. Perihal paham, mungkin siapapun bisa salah akan frasa cinta yang tertuju pada dua asmara umumnya. Tapi, kali ini selain sedikit ingin bercerita tentang kisah keajaiban kecil, saya pun ingin bercerita tentang betapa hidup memberi saya banyak pada episode kali ini. Betapa hidup membuat saya memahami jika semesta tidak benenar-benarnya memberatkan. Meski saat itu terjadi pun, saya dapat memahami jika kerja semesta adalah tentang belajar dan pembelajaran.  Sebenernya saya tidak ingin menulis tentang ini. Tapi ternyata saya menyadari bahwa hidup saya adalah tentang tulisan, maka menjauhkan diri dari itu adalah ketidakmungkinan bagi saya. Ketidakmungkinan bagaimana saya lupa di hari raya tahun ini menjadi sosok baru yang seolah kupu-kupu baru saja keluar dari metamorfosis sebelumnya. Keajaiban kecil terjadi pada saya dan hari raya kali ini. Bagaimana sosok saya bukan sebagai saya pada tahun...

Retrovhailles Bagian Satu

Bersama waktu dan segala kisah hebat sampai titik ini, merasa bahwa semua berjalan lebih cepat mungkin tidak salah. Merasa bahwa manusia telah tumbuh dari hari ke hari. Entah dengan kepatahan seperti apa, kepastiannya adalah bersama hari-hari yang berjalan, bersama itu segala hal kembali tercipta. Rasanya sangat hebat ketika mampu tumbuh di saat yang terjadi adalah hal yang tak mudah sekalipun. Konsep tentang semesta dan perubahan memang sampai kapan pun tidak akan pernah terpatahkan oleh apapun, begitu pun saya, telah menerima dan menyiapkan diri untuk bagian itu hadir dalam cerita ini.  Jika saya menoleh pada bagian beberapa lembar ke belakang, betapa ingin saya memeluk diri saat itu. Tentang tercabiknya diri saya saat diguncang dengan alur bagaimana nanti saya bersama kisah saya akan bertemu titik perubahan. Saat itu rasanya saya adalah seorang mati yang tak akan kembali hidup untuk sekedar membaca buku favorit saya. Saat itu saya memahami bahwa kedewasaan adalah hal yang tidak ...

Akhir Dongeng

Akhir, kepada cerita yang akan diakhiri dalam episode ini. Alangkah baiknya saat kita meramu perpisahan untuk jumpa entah pada hari bernama apa. Mungkin, untuk hal itu bisa disimpan dahulu. Karena saat ini, aku hanya ingin mengatakan terima kasih pada setiap hal-hal dalam cerita ini. Pada setiap tokoh dan alur yang luar biasa hebat.  Jakarta, 185 hari bersama hari-hari yang berharga. Ingatan tentang hari-hari yang membersamai kita sebelum akhir ini, membuat ku merasa bahwa betapa hidup berarti tentang kebersamaan kita. Kota yang selalu ku impikan bersama Bandung dan Jogja, kamu adalah yang pertama membersamai cerita ini. Kamu, yang pertama. Kota Indah dalam mimpi dan dongeng ku semasa dulu. Kamu, seolah menjadi obat yang paling membawa ku pada titik baik menurut takdir dan semesta. Terima kasih sudah menjadi yang pertama dalam mewujudkan dongeng kecil ini. Kini, aku tidak lagi menjadi sosok yang mengigau untuk bersama mu. Kini, aku adalah bagian dari sosok mu, kita telah menyatu da...

Kita yang Bercerita

Sejauh kata dan makna, seberapa banyak setiap cerita memberi, mungkin ada beberapa hal bahkan banyaknya membuat setiap jiwa resah, takut, bahkan lelah. Aku mengerti bagaimana dari setiap keadaan selalu membentukmu. Entah dengan benturan seperti apa lagi, entah dengan segala hal yang memberatkan mu membawa mu pada titik tidak ingin lagi menjadi bagian cerita ini. Cerita yang semesta berikan teruntuk sosok kamu yang katanya selalu kuat.  Kita tidak bisa menyamaratakan definisi kuat bagi setiap orang. Kuatnya seorang presiden adalah saat ia mampu menopang jutaan rakyatnya, kuatnya seorang ibu adalah ketika ia mampu bertaruh nyawa untuk melahirkan kehidupan baru, kuatnya seorang anak adalah ketika ia mampu menyelesaikan tugas sekolah, bahkan kuatnya seorang bayi adalah ketika ia mampu menangis. Lihat, bagaimana Tuhan begitu indah menciptakan setiap manusia dengan kekuatannya masing-masing. Jadi, kenyataan bahwa kamu kuat dengan cerita mu selama ini bukan kebohongan. Jangan menganggap d...

Yang Tersayang

Duhai hal, duhai hari 28. Terima kasih karena telah kembali menyapa ke 19 kalinya. Duhai hari berharga, terima kasih sudah berjabat tangan untuk berkompromi saat ini. Hari ini, tidak ada hal yang istimewa. Bagi ku, setiap hari adalah istimewa. Dengan atau tanpa apapun. Seperti dengan atau tanpa hari 28, rasanya Tuhan selalu berhasil membuat ku menjadi sosok istimewa kesekian kalinya. Dan untuk itu, aku tak bosan berucap terima kasih. Maka sebenarnya, untuk hari ini hanya ada sedikit beda untuk aku barangkali mengucapkan beberapa hal yang belum sempat kuucapkan. Dan mungkin, hari ini adalah hari yang tepat untuk itu. Sesekali manusia memang harus berhenti sejenak dari sekian hal entah ringan atau memberatkan tubuh. Bagi ku, menjadi manusia perlu untuk melakukan hal ini. Sangat perlu. Maka kali ini, aku ingin berbicara pada hal-hal berharga dalam hidupku. Duhai gadis bernama aku, apa kabar? Kabar mu semoga selalu sehat yaa Kepalaku sayang, maaf karena selama ini aku selalu memberatkan...