Hari Raya
Berbicara tentang Mei pada awal, mungkin yang akan saya ingat adalah tentang perjalanan dan cinta. Perihal paham, mungkin siapapun bisa salah akan frasa cinta yang tertuju pada dua asmara umumnya. Tapi, kali ini selain sedikit ingin bercerita tentang kisah keajaiban kecil, saya pun ingin bercerita tentang betapa hidup memberi saya banyak pada episode kali ini. Betapa hidup membuat saya memahami jika semesta tidak benenar-benarnya memberatkan. Meski saat itu terjadi pun, saya dapat memahami jika kerja semesta adalah tentang belajar dan pembelajaran.
Sebenernya saya tidak ingin menulis tentang ini. Tapi ternyata saya menyadari bahwa hidup saya adalah tentang tulisan, maka menjauhkan diri dari itu adalah ketidakmungkinan bagi saya. Ketidakmungkinan bagaimana saya lupa di hari raya tahun ini menjadi sosok baru yang seolah kupu-kupu baru saja keluar dari metamorfosis sebelumnya. Keajaiban kecil terjadi pada saya dan hari raya kali ini. Bagaimana sosok saya bukan sebagai saya pada tahun-tahun sebelumnya.
Memberatkan diri dalam kelabu di hari raya. Selalu sendiri tanpa mereka. Selalu kebingungan lari kemana tanpa mereka. Selalu merasa hari raya adalah hari menyedihkan untuk sosok saya yang ditinggal. Bukan, sebenernya dahulu tubuh saya yang menolak mereka. Menolak untuk masuk dalam cerita mereka. Hingga saya ditinggal sendiri tanpa tau arah tujuan kemana saya harus berjalan. Pun saat berjalan, saya menjadi pemeran yang tidak tahu jalan cerita dan alur bagaimana selanjutnya. Saya benar-benar membenci kisah saya bersama mereka dahulu. Hingga bagi saya, hari raya adalah hari yang tidak pernah gagal membuat saya merasa kehidupan tidak jauh lebih baik dari tanah merah yang selalu dikunjungi saat hari raya.
Lalu kali ini, setelah saya mengatakan jika keajaiban itu hadir. Betapa Tuhan membuat saya menerima saya bersama mereka dalam satu kisah. Tuhan membuat jiwa saya besar hingga saya tidak melihat hal-hal yang menyakitkan bagi saya. Tahun ini, segalanya terlihat berbeda selain saya memiliki foto bersama mereka. Saya merasa lebih berharga di hari raya setelah saya diberikan keajaiban untuk berjalan bergandengan tangan bersama mereka, membuka diri, bahkan saya menjadi sosok utama dalam potret indah di hari raya pagi itu. Saya merasa Tuhan begitu memberi keajaiban bagi saya kali ini. Hati saya tidak lagi kelabu dan keras. Lalu saya menyadari jika perjalanan kemarin mendatangkan kembali cinta yang sempat hilang dalam cerita saya. Saya menyadari bahwa, tubuh saya telah menerima segala hal yang sempat membuat saya berat.
Lalu selain itu, keberadaan sosok berharga di hidup saya telah datang juga. Tentang sosok yang membuat saya merasa bahwa hidup memang selalu memberikan kejutan demi kejutan. Perjalanan sampai bagian 19 kali ini mempertemukan saya dengan sosok yang seharusnya menjadi ia yang saya kenal sedari kecil. Namun pertemuan semesta dan episode kisah tak selalu sejalan sebagaimana mestinya. Hingga baru kali ini kami dipertemukan dalam cinta yang utuh. Saya dan sosok berharga itu menjadi bagian baru dalam cerita ini. Sosok yang dapat menjadi alasan agar saya di esok hari tak patah. Saat pun kembali patah, barangkal saya bisa mengingat bahwa ada hal berharga yang harus menjadi dorongan agar saya mampu terus berjalan.
Apapun yang menghampiri saya, saya ingin berterima kasih atas setiap kejutan-kejutan ini. Berterima kasih atas tubuh saya yang diberi keajaiban untuk menerima cerita-cerita dahulu. Berterima kasih atas apapun untuk saya. Saya pun tidak memahami bagaimana tulisan di akhir ini bisa menjadi ucapan terima kasih yang lebih indah. Karena yang saya lihat, perjalan dan cinta kali ini membuat iris saya tak henti melihat apapun selain padanya.
Komentar
Posting Komentar