Postingan

Mereka dan Perayaan

Malam ini, kembali saya dengan perayaan kecil. Iya, lagi-lagi Tuhan membuat saya menulis suka cita yang tak bisa saya tunda untuk tidak menuliskannya. Malam ini selain perayaan Idul Adha, juga tentang perayaan kecil untuk tubuh saya bersama mereka yang terkasih dalam hidup saya. Ayah, Nenek, bibi saya, ayolah hanya malam ini kami melakukan perayaan kecil untuk merayakan bagaimana setiap jiwa kami diberi harapan oleh semesta. Bagaimana setiap jiwa kami merasa bersuka cita untuk perjalanan hidup yang selama ini kami miliki. Meski masih dengan kisah berat, malam ini kami diberi kesempatan untuk tertawa bersama menertawakan hal-hal kecil. Harapan, penerimaan, dan sedikit tawa bukankah suatu keajaiban yang patut untuk dirayakan? Bukankah hal indah dengan segala kisah berat yang terjadi namun masih sempat untuk melakukan keajaiban demikian. Jangankan tersenyum, rasanya membuka mata pun begitu sulit ketika kisah berat terlalu mendominasi masing-masing tubuh kita hingga rasanya harapan sekecil...

Cinta yang Tidak Sempurna

Saat diri sendiri dihadapakan pada hal-hal yang selama ini biasanya menjadi minat atau ingin, namu ketika tiba-tiba hal itu menjadi sulit dan rumit untuk kita, bukan berarti kita salah memiliki emosi demikian. Bukan juga berarti kita lemah atau tidak bisa menjadi orang yang aktif. Singkatnya adalah, saya sedang merasa kehabisan ide untuk menulis. Siapapun tahu, bahwa tulisan dan sastra adalah bagian hidup saya. Bagian hidup yang selalu menjadi minat saya, kebahagiaan saya. Namun entah apa, kerumitan dan kesulitan itu ada pada saya saat ini. Sebenarnya, ini bukan hanya terjadi saat ini saja. Sebelumnya saya pernah pula merasakan hal semacam ini. Hanya saja, saya selalu denial dengan perasaan ini. Ah, rupanya saya terlalu mencintai sastra. Saat ini saya baru sadar, kenapa pada akhirnya saya dipertemukan dengan kerumitan ini. Saya tidak peduli pendapat siapapun, namun rasanya sakit sekali ketika saya tidak menemukan kata untuk tulisan saya. Ketika saya mencoba terus untuk menulis, namun t...

Suka Cita Juni

Bulan Juni saat ini, menjadi bulan Juni dengan rasa jatuh cinta saya yang begitu banyak. Maaf saya baru sempat membuat tulisan ini. Juga terima kasih telah mengingatkan saya untuk hadir pada tulisan saya selanjutnya. Kali ini, saya hadir dengan perasaan yang begitu bahagia. Saya hadir dengan suka cita. Tidak, saya baru saja selesai membaca Filosofi Teras, maka saya tidak menganggap kebahagiaan ini adalah satu-satunya hal baik. Pun duka, jika Marcus Aurelius mengatakan bahwa semua hal ada pada kendali kita, maka untuk mendefinisikan duka atau pun suka, rasanya keduanya hal baik saat pikiran kita mampu membuat persepsi itu. Maka selai saya datang dengan segala suka cita yang terjadi, pun saya datang dengan tumpukan makna hidup baru yang sedikit banyaknya membantu keresahan saya selama ini. Saya selalu jatuh cinta. Saya jatuh cinta pada apa yang akan dan ingin saya lakukan. Sebabnya hanya karena jatuh cinta, hanya tentang kecintaan seorang saya pada setiap hal yang saya lakukan. Saya tida...

Kupu-Kupu

Dibawah derai yang menari untuk kata. Malam ini saya diingatkan kembali tentang perjalanan. Namun kali ini bukanlah perjalanan tentang cerita saya bersama cerita cerita yang sering saya tulis. Ini adalah cerita saya bersama diri saya yang sendiri. Sendiri tanpa siapapun, selain tubuh saya yang terseok seok alur yang pernah membuat saya jatuh. Jatuh yang tidak pernah saya rasakan. Perasaan jatuh itu hadir setelah semua perjalanan saya lewati sampai titik saat ini. Boleh dikatakan saya lambat menyadari akan tubuh saya yang malang waktu itu. Namun, alih-alih merendahkan diri saya dengan cerita itu, saya menganggap cerita itu adalah bagian istimewa dalam hidup saya. Bagian yang memberikan saya banyak makna, bagian yang membuat saya memahami bahwa saya pernah melalui masa-masa luar biasa sebagai sosok yang saat ini sulit saya kenali. Memori itu tiba-tiba satu persatu menyapa saya. Tentang saya dengan naluri puber yang luar biasa. Sewaktu dulu, saya begitu kontras dengan saat ini. Entahlah, ...

Hujan Termanis

Mei, pada tahun ini. Terima kasih telah membersamai kisah yang begitu menumpuk bahkan di awal. Terima kasih atas beberapa petualangan kita kemarin. Saat ini, istirahat bersama hujan adalah kado terindah bagi saya. Sungguh, irama hujan begitu cantik di telinga saya. Bahkan saya disadarkan betapa hujan kali ini, adalah hujan dengan irama paling manis dari hujan-hujan sebelumnya. Bukan hanya bagian hujan termanis, tetapi hujan kali ini lebih istimewa dengan menjadi hujan pertama setelah cerita-cerita di tempat itu. Meski bukan hujan di bulan Juli, rasanya hujan kali ini lebih indah dari apapun. Saya merasa bahwa hujan selalu yang paling baik dalam hal bahagia dan pulang bagi diri saya. Hari-hari yang saya jalani kemarin cukup penuh, hingga saya merasa jauh dari diri saya sendiri. Ketidaknyamanan yang saya lakukan bukanlah kesalahan, tapi saya memahami bahwa hidup memang sesekali harus seperti itu. Entah apa maksud jelasnya, hanya saja saya memahami bahwa makna dari setiap perjalanan adala...

Hari Raya

Berbicara tentang Mei pada awal, mungkin yang akan saya ingat adalah tentang perjalanan dan cinta. Perihal paham, mungkin siapapun bisa salah akan frasa cinta yang tertuju pada dua asmara umumnya. Tapi, kali ini selain sedikit ingin bercerita tentang kisah keajaiban kecil, saya pun ingin bercerita tentang betapa hidup memberi saya banyak pada episode kali ini. Betapa hidup membuat saya memahami jika semesta tidak benenar-benarnya memberatkan. Meski saat itu terjadi pun, saya dapat memahami jika kerja semesta adalah tentang belajar dan pembelajaran.  Sebenernya saya tidak ingin menulis tentang ini. Tapi ternyata saya menyadari bahwa hidup saya adalah tentang tulisan, maka menjauhkan diri dari itu adalah ketidakmungkinan bagi saya. Ketidakmungkinan bagaimana saya lupa di hari raya tahun ini menjadi sosok baru yang seolah kupu-kupu baru saja keluar dari metamorfosis sebelumnya. Keajaiban kecil terjadi pada saya dan hari raya kali ini. Bagaimana sosok saya bukan sebagai saya pada tahun...

Retrovhailles Bagian Satu

Bersama waktu dan segala kisah hebat sampai titik ini, merasa bahwa semua berjalan lebih cepat mungkin tidak salah. Merasa bahwa manusia telah tumbuh dari hari ke hari. Entah dengan kepatahan seperti apa, kepastiannya adalah bersama hari-hari yang berjalan, bersama itu segala hal kembali tercipta. Rasanya sangat hebat ketika mampu tumbuh di saat yang terjadi adalah hal yang tak mudah sekalipun. Konsep tentang semesta dan perubahan memang sampai kapan pun tidak akan pernah terpatahkan oleh apapun, begitu pun saya, telah menerima dan menyiapkan diri untuk bagian itu hadir dalam cerita ini.  Jika saya menoleh pada bagian beberapa lembar ke belakang, betapa ingin saya memeluk diri saat itu. Tentang tercabiknya diri saya saat diguncang dengan alur bagaimana nanti saya bersama kisah saya akan bertemu titik perubahan. Saat itu rasanya saya adalah seorang mati yang tak akan kembali hidup untuk sekedar membaca buku favorit saya. Saat itu saya memahami bahwa kedewasaan adalah hal yang tidak ...