Postingan

Hai Juli

Hai Juli...  Saat hari pertama kamu menyapa, rasanya sangat berbeda dengan Juli-Juli lalu. Selain karena saat itu aku dengan suasana baru ku, datang mu saat itu terasa lebih rumit dan jujur saat itu baru pertama kalinya aku merasa tidak percaya diri untuk melanjutkan semua ini. Setiap pelik yang kurasakan, akan selalu ada harapan indah saat masa baru menyapa. Tapi saat kamu datang kemarin, rasanya sangat berbeda. Rasanya kali ini benar-benar berat. Aku yang saat pertama kamu datang sudah merasa bahwa semua seolah gelap dan sunyi. Sangat sunyi. Entah kenapa, tapi lagi-lagi kamu seolah berbicara bahwa, 'aku tidak akan seburuk yang kamu bayangkan' percayalah, hanya sugesti itu yang mampu membuatku melangkah sampai titik tengah ini.  Juli, datangmu mungkin seolah memberi gelap. Tapi aku yakin, walaupun sedikit, cahaya itu akan ada. Percayalah Juli, bahkan untuk mengatakan 'cahaya' pun rasanya energi yang kugunakan harus lebih kuat. Tolong agar kedatanganmu walau tidak seter...

Tulisan untuk AGAPATI

  Anak gaul mipa tiga, atau orang-orang akrab dengan istilah AGAPATI. tahun 2018 nama itu tercetus, bersamaan dengan perkenalan 37 siswa SMA yang masih asing. Kelas di pinggir lapangan yang tak pernah sepi dari teriakan siswi dan tingkah siswa nya. Kelas yang pernah mendapatkan predikat kelas terkotor, itu tak masalah bagi kami. Karena beberapa waktu setelahnya, juara kelas terbersih kami dapatkan kala itu. Tak pernah ada meja dan kursi yang terususun rapi, semua memilih posisi masing-masing sesuai kehendak. Memang seperti itu kami, berantakan dan tak beraturan. Saat kelas XI, Awalnya  enggan bahkan menolak di tempatkan di kelas atas yang notabennya panas sekali. Kelas paling eusthethic, dengan meja dan kursi terbagus ditambah gaya monokrom yang mendominasi. Kelas atas yang selalu menjadi pusat perhatian, dikala upacara, jum'at beriman, atau hari-hari biasanya. Ac yang tak pernah berfungsi normal, oh bukan-bukan. Lebih tepatnya kami selalu mendumel kekurangan Ac, disana pana...

Kepada Aku

  Kepada aku, orang paling keras kepala di dunia. Selamat ya, atas 18 tahun saat ini. Sepuluh tahun lalu, kamu masih menjadi anak manja kesayangan ibu. Sepuluh tahun lalu, kamu masih menjadi seseorang yang jika ditanya cita-citanya apa, akan menjawab ingin jadi muslim. Hahahah. Sepuluh tahun lalu, kamu masih menjadi seseorang dengan rambut panjang tipis yang penuh dengan kepangan, jepitan, bandana, dan sesekali kerudung yang dipake saat pergi mengaji. Sepuluh tahun lalu, kamu masih menjadi seseorang yang ambigu, yang kegiatannya hanya menonton acara Aroma dan main dengan segudang mainan yang ibu beli. Fyuhh, sepuluh tahun lalu jika diingat, sangat indah. Saat tubuh kecil itu masih sangat aktif berteman dengan semesta. Sepuluh tahun lalu jika boleh dibilang, adalah kenangan paling indah. Saat ini, pemeran baru dalam hidupmu bukan hanya tentang sosok ibu, kakak, dan nenek. Saat ini, pemeran di hidupmu bukan hanya tentang mereka. Tapi saat ini, mereka-mereka yang hadir adalah bagian...

Selamat Ulang Tahun

Malam ini gue nulis tepat tanggal 28 Maret saat beberapa belas menit yang lalu. Fyuh, gue gak ngerti kenapa ulang tahun harus jadi hari istimewa. Apa gue juga harus ngelakuin keistimewaan itu juga buat ultah gue. Tentu gue gak pengen cuma sekedar ikut-ikutan. Gue ya gue. Apa yang gue suka, bakal gue lakuin.  28 Maret bagi gue bukan sebuah keistimewaan . Tapi sebuah pelajaran. Bagaimana gue belajar dari orok buat bisa menyesuakan keadaan yang gak biasa itu. Bagaimana gue belajar bahwa setiap kehidupan tidak akan pernah selalu sejalan dengan yang kita harapkan. Itu terjadi, saat gue lahir ke bumi pertama kali. Walau gue gak inget, tapi diumur sekarang gue memahami itu semua.  Bagi gue, ulang tahun gue itu seperti awal semua yang gue jalani sampai sekarang. Banyak banget yang udah gue lalui sebagai manusia. Tentang keluarga, teman dekat, si dia, dan semua kisah diluaran sana. Gue bener-bener bertemu dengan orang-orang yang beragam. Paitnya banyak, tapi gue dapet banyak dari seked...

Ada Apa dengan Maret?

Bila aku mengatakan bahwa Maret kali ini berbeda, memang sangat berbeda. Entah ingatan ku yang mungkin lemah untuk mengingat Maret-Maret lalu, atau memang bagaimana. Yang pasti, Maret kali ini cukup berat. Selain bulan yang menjadi akhir satu tahun usia 17, bulan ini juga lebih istimewa dengan lebih banyak lagi. Lagi lagi, Maret benar-benar berbeda kali ini.  Entah bagaimana Tuhan mengemasnya, aku tidak mengerti. Tentang semua yang terjadi, memang benar diluar apa yang ku pikirkan. Bahkan sedahsyat itu, aku sampai tidak bisa mendefinisikan setiap ruang dan kisah yang terjadi. Bukan tentang kekecewaan, tetapi tentang kesiapan diri untuk menjalani semuanya.  Tuhan, aku seperti belum siap untuk menjalani semua yang terjadi. Tapi lagi-lagi aku ditampar kenyataan bahwa, profesi sebagai manusia membuatku harus selalu mematuhi hukum alam. Suka tidak suka, mau tidak mau, sukma dan raga harus selalu siap atas segala ruang dan kisah.  Tak banyak yang ingin ceritakan perihal apa yan...

Ada Apa Dengan Malam

Angin malam tak terasa sejuk. Tak lagi dingin yang menusuk tulang. Tak lagi berhembus menyapa rambut hingga saling bertebrangan. Angin malam tidak sejuk seperti yang kuinginkan.  Dalam setiap perjalanan, dalam setiap langkah yang tak pernah mudah, jiwaku tak asing lagi dengan jalan air mata. Tak seperti bahagia yang indah dijalani, kesedihan memiliki kekuatan sendiri. Dari sekian banyak peristiwa, mengapa kesedihan selalu terdepan untuk hadir di pikiran. Bayangannya selalu jelas diingatan. Bayangannya selalu sukses membuatku tersentak. Bayangannya benar-benar membuatku diam tak berkutik bersama air mata luka. Ada apa dengan diriku dan malam? Hadirnya tidak menyejukkan. Hadirnya bukan lagi untuk pulang. Betapa sakit saat memori yang muncul hanyalah rentetan kejadian pilu yang menyesakkan. Jiwa benar-benar terkoyak habis olehnya. Tuhan, berikan aku ketenangan. Dimanakah? Luka kemarin pergi, luka esok sedang menunggu. Fasenya akan terus berulang. Bagaimana bisa jiwa tenang? Dan hal...

Mimpi Terpanjang

Saat ini, gue merasa bahwa emang bener dunia itu selalu memiliki cerita sembunyi tersendiri. Gue sampai sekarang seperti masih ada dalam mimpi panjang. Seolah-olah apa yang terjadi saat ini adalah mimpi panjang yang tak berujung. Gue merasa bahwa setiap hal yang terjadi, ini adalah mimpi buruk. Iya, mimpi buruk.  Gue gak tahu, bagaimana gue sebagai manusia ngerasa bodoh banget. Gue bener-bener bego. Gue gak tahu apapun. Gue nyesel kenapa gue sepolos itu hingga hal besar yang sebenarnya gak gue tahu, disaat itu terjadi dengan orang terdekat gue.  Kalian pasti pernah merasakan kesedihan yang bener-bener sedih. Saat kesedihan itu terjadi dengan peristiwa yang sangat tidak mungkin terjadi. Tidak mungkin. Dua kata itu, memang bisa menjadi level tertinggi baik dalam kesedihan ataupun dalam kebahagiaan. Dan gue merasa bahwa ya emang bener, saat kita semua merasa tidak mungkin, tidak mungkin. Saat itulah level tertinggi kebahagiaan dan kesedihan.  Sekarang, dan apa yang terjadi. ...