Kepada Aku
Kepada aku, orang paling keras kepala di dunia. Selamat ya, atas 18 tahun saat ini.
Sepuluh tahun lalu, kamu masih menjadi anak manja kesayangan ibu. Sepuluh tahun lalu, kamu masih menjadi seseorang yang jika ditanya cita-citanya apa, akan menjawab ingin jadi muslim. Hahahah. Sepuluh tahun lalu, kamu masih menjadi seseorang dengan rambut panjang tipis yang penuh dengan kepangan, jepitan, bandana, dan sesekali kerudung yang dipake saat pergi mengaji. Sepuluh tahun lalu, kamu masih menjadi seseorang yang ambigu, yang kegiatannya hanya menonton acara Aroma dan main dengan segudang mainan yang ibu beli. Fyuhh, sepuluh tahun lalu jika diingat, sangat indah. Saat tubuh kecil itu masih sangat aktif berteman dengan semesta. Sepuluh tahun lalu jika boleh dibilang, adalah kenangan paling indah.
Saat ini, pemeran baru dalam hidupmu bukan hanya tentang sosok ibu, kakak, dan nenek. Saat ini, pemeran di hidupmu bukan hanya tentang mereka. Tapi saat ini, mereka-mereka yang hadir adalah bagian dari hidupmu juga. Mereka yang hadir, ada yang memberi tawa, ada yang memberi duka. Terlepas dari itu, mereka semua adalah bagian dari bagaimana kamu bisa belajar hingga seperti sekarang ini.
Katakan, seberapa banyak kamu telah berbuat sampai sekarang? Aku hanya tahu sedikit tentang bagaimana sebelum satu tahun kemarin, kamu memiliki mimpi besar. Kamu ingin menjadi seseorang yang kata mu seseorang yang sangat bermakna bagi banyak orang. Dan perlahan, tanpa kamu sadari, Tuhan memberi jalan. Walau aku tahu, kamu tidak sadar, bahwa sesungguhnya saat itu adalah awal dari mimpi besar mu. Kemarin, saat usia mu, usia yang kata orang adalah usia terindah, kamu berbisik kecil pada Tuhan tentang setiap semoga. Kini, tepat hari ini semua berlalu satu tahun, kamu setidaknya berhasil mengawali semuanya. Walau masih jauh, tapi tak apa, Tuhan ada bersamamu untuk terus melanjutkan semua mimpi-mimpi itu.
Kepada aku, orang paling menyebalkan sedunia. Ku mohon berhenti mengeluh. Kamu sudah cukuo hebat tahun kemarin di usia mu. Kamu melakukan sesuatu yang tidak orang lain lakukan. Kamu perlahan sudah menjadi orang berbeda. Kamu adalah diri kamu yang perlahan sudah seperti apa yang kamu harapkan selama ini pada Tuhan. Jadi tolong, berhenti mengeluh, berhenti merasa kurang, berhenti. Tolong, kali ini lihatlah apa yang sudah kamu lakukan.
Kepada aku di usia sekarang, terima kasih banyak karena telah menjadi pemeran baik dimata pemeran baik. Terima kasih, karena telah menjadi pemeran jahat, dimata orang jahat. Terima kasih, atas setiap peran yang kamu tampilkan. Terima kasih atas setiap adegan yang kamu lakukan. Terima kasih atas setiap kisah yang kamu lihatkan pada banyak orang. Terima kasih untuk setiap peran-peran penting yang ada disampingmu. Mereka adalah orang-orang luar biasa. Juga terima kasih pada Tuhan, pemilik skenario terbaik.
Di tahun ini, terima kasih untuk setiap kisah yang telah di tampilkan. Dan ku ucapkan selamat untuk kisah baru yang akan dimulai sekarang. Ku dengar, kali ini adegannya cukup berat. Semoga kamu bisa melakoninya dengan seperti kamu, seseorang yang hebat dalam hidupmu sendiri.
Komentar
Posting Komentar