Tepian Enam
Hujan semakin lebat sampai sampai aku terbangun dari lelap beberapa jam yang lalu. Hujan seperti ini lebih menyeramkan dari apapun, lalu aku bertanya. Apakah doa-doa tentang hujan beberapa hari lalu didengar dan terjadi hari ini?
Tidak ada yang tahu kepastiannya. Namun dalam derai hujan kali ini, aku ingin bercerita tentang langit. Setelah satu pekan lebih tanpa kabar darinya, aku berpikir tentang keadaannya dan bagaimana ia disana. Orang baru, tempat baru, segala hal yang baru mungkin tidak akan begitu mudah untuk di awal. Ingin sekali aku bersamanya, menjadi tempatnya cerita tentang semua itu. Tapi hujan pun tahu, saat ini tidak mungkin. Langit, aku rindu semuanya. Aku rindu semua tentang kita.
Suara dering telpon mu, diskusi kita, harapan bersama kita, bahkan cerita-cerita gila tentang kita, bagaimana kamu selalu datang membawa makanan dan kita makan bersama, bagaimana kamu yang makan lebih cepat, bagaimana kamu yang selalu menghabiskan sisa makanan ku, bagaimana kamu yang selalu memberi banyak dari sekedar apa yang ku harapkan. Kamu disana sedang apa? Aku tiba-tiba rindu diskusi kita tentang pancake itu, aku tiba-tiba rindu umpatan kamu karena pancake itu tak kunjung sedia di meja kita. Aku tiba-tiba rindu langit, rindu semuanya. Terlalu banyak jika harus diceritakan.
Tidak. Tidak ada yang harus dipikirkan, jika sedang sendiri pikiran ku selalu kemana-mana. Aku berpikir banyak hal termasuk kamu. Aku ingin terus mengingat ini sewaktu-waktu aku merasa tidak pantas untuk siapapun, seperti saat ini misalnya. Aku tidak berharap rindu ini akan memiliki jawaban manis seperti cokelat yang kamu beri waktu pertama kita bertemu. Aku tidak berharap apapun dalam rindu ini, aku hanya mengingat dan ingin bercerita saja. Aku rasa tidak ada yang salah.
Langit, di bab selanjutnya aku ingin bercerita lagi. Tolong izinkan ya, aku ingin merayakan hari-hari kemarin. Aku ingin terus menyimpan kenangan yang nanti mengingatkan ku betapa Tuhan selalu memberi kesempatan baik untukku. Agar aku berani untuk hidup lebih lama lagi. Meski aku tidak tahu, kisah ini berakhir hari ini, nanti atau kapan pun itu. Aku tidak peduli, tidak ada yang salah menyimpan kenangan.
Kali ini, di tepian enam tentang cerita langit dan laut ini, segalanya terasa gelap. Aku berusaha keras mencari cahaya itu. Entah sampai kapan, tapi tolong percayalah, disini aku akan selalu menunggu. Terima kasih karena telah memilih ku, aku menyayangi mu dan tidak akan pernah lupa.
Sampai jumpa di tepian selanjutnya.
Komentar
Posting Komentar