Tepian Lima
Menepi untuk laut ke lima.
Tuhan, terima kasih telah memberi kesempatan untuk sampai pada bagian ini. Juga langit, terima kasih.
Semesta memahami diriku lebih dari siapapun, dan Batavia kali ini mungkin menjadi tempat untuk menepi terbaik saat semua yang terjadi belakangan tidak membuat ku baik-baik saja selain bersama anak-anak setiap pagi.
Langit, aku tidak pernah berharap apapun meski ingin. Aku hanya manusia biasa, meski sudah berusaha untuk tidak, namun rupanya aku tidak sekuat itu. Tapi kamu tenang saja, aku masih bisa mengendalikan semuanya. Apapun yang terjadi, aku harus merayakan setiap tepian yang menyuruh ku bercerita sejenak dari perjalanan kita. Meski rasanya untuk saat ini kita sedang tidak tahu keadaan langit mu juga lautan ku.
Aku rindu kamu, kamu sedang apa? bukan aku abai, namun aku terlalu takut untuk semakin jauh dari mu, karena aku tidak pernah lupa apa yang kamu ucapkan. Ini berat, tapi bukankah ini bukan kali pertama? Seharusnya tidak seberat ini. Aku percaya kamu disana baik-baik saja. Aku tahu, kamu lebih memahami apa yang kamu butuhkan saat ini. Aku hanya takut semakin memperburuk keadaan mu, semakin menggangumu, lalu kamu terbang semakin menjauh, aku tidak ingin. Jangan berpikir semua ini mudah bagi ku, aku tidak sekuat kamu langit.
Aku merindukan cerita kita, biasanya di jam seperti ini kita sedang berbagi cerita masing-masing keadaan hari ini. Biasanya pula aku sedang mengerjakan tugas lalu ditemani kamu. Langit, apakah ini terlalu berlebihan? Seharusnya ini tidak begitu berat bagi ku. Ini hanya tentang adaptasi. Dan tolong, biarkan perasaan ini aku rayakan sendiri. Biar bagaimanapun, aku telah memilih kamu masuk di rumah ku. Jadi ini tanggung jawab ku.
Langit, di tepian ke lima ini aku memahami bahwa hujan tidak selalu datang setiap saat, setiap aku ingin, setiap aku berduka, di setiap saat, bagaimana pun inginnya aku menari di atas hujan, ia tidak akan turun jika memang belum waktunya. Aku memahami bahwa perlu waktu lama untuk ia kembali turun dalam suka cita. Kabar baiknya bahwa, sejauh apapun waktu itu, hujan akan kembali kapan pun itu. Mungkin, aku hanya perlu membunuh waktu sampai ia tiba.
Langit, terima kasih untuk tepian ke lima ini. Jika semua sudah membaik, lalu kamu memiliki waktu, tolong segera hubungi aku.
Disini, aku selalu menunggu kamu. Terima kasih telah memilih ku.
I love you
Komentar
Posting Komentar