Tepian Empat

 Sungguh, ini rasanya tidak mungkin tapi aku harus melakukannya.


Namun apapun yang terjadi, hari ini adalah hari raya ku dengan langit yang lebih ku sukai saat hujan akan turun. Ia langit, yang sore tadi mengabari ku, yang sore tadi tertawa juga membuat ku kesal secara bersamaan. Tentang biru, jingga, dan penghuni langit lainnya. Aku selalu berharap semua baik-baik saja meski tidak mungkin sempurna. Namun doa ini tidak akan pernah berhenti berharap.


Langit, selamat menepi untuk tepian ke empat ini. Andaikan kamu telah benar di sampingku setiap saat aku membuka mata, rasaya aku akan memelukmu kali ini. Merayakan tepian kali ini. Bercerita lalu berencana untuk kisah semesta nanti akan seperti apa?


Langit, aku selalu menerima setiap hal yang hadir. Biru, jingga, bahkan se pekat apapun kelabu mu, aku akan mencoba menerima segalanya meski tidak sempurna. Dan langit, untuk setiap ketidaksempurnaan ini, tolong berilah ruang, aku harap kamu tidak keberatan.


Langit, terima kasih di awal perjalanan ini. Aku tidak pernah berhenti berharap kita bisa bertemu di tepian selanjutnya lagi. Bersama mu, aku ingin lebih lama. Aku ingin seluruh waktu menjadi budak kita, aku ingin Tuhan menghendakinya. Terima kasih telah memilih ku, terima kasih telah bersedia menyelam lautan bersama ku. 


"Jangan tinggalkan aku" ini ego ku. Lalu aku berharap, Tuhan menghendakinya. 


Langit, aku sayang kamu, sampai menepi di bagian lima. Aku menunggu hari itu.


I love you:)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nyett21

Nyett20

Thank You for Lovin'me