Tepian Dua

Tepian ke dua..


Hai langit, selamat hari raya kita...

Di tepian kemarin aku sempat mengatakan bahwa aku berharap hujan turun lebih lama lalu merayu Tuhan agar di tepian selanjutnya aku masih bisa membicarakan mu. Dan langit, saat ini hujan turun lagi-lagi. Terima kasih Tuhan, terima kasih untuk sampai di tepian ini.


Langit, meskipun beberapa waktu ini kita begitu berbeda, namun bagi ku semua perasaan ini tetap sama. Ada hari dimana kamu begitu antusias dan bersemangat, namun beberapa hari juga membuat mu merasa buruk dan enggan untuk melakukan banyak hal. Termasuk tentang kita, aku paham langit. Meskipun tidak sehebat kamu dalam memahami diri mu sendiri, namun aku tahu kamu butuh waktu dan ruang, sehingga aku membiarkan semua ini berjalan begitu saja sejenak tanpa berisiknya aku. Langit, bagaimana pun kamu disana, aku harap tetap baik-baik saja. Aku selalu berdoa pada Tuhan, bahwa setiap hal yang kita lalui dapat di terima dengan baik sebagaimana kita menerima dengan baik pancake manis malam itu.


Langit, bukan tidak mudah semua ini. Kamu dengan diri mu, juga aku dengan diriku yang sekuat tenaga berusaha tidak membebani mu, tidak menggganggu mu, juga tidak membuat mu kecewa tentunya. Meski sulit, saat harus khawatir apakah kamu disana baik-baik saja, saat harus khawatir apakah kalori yang kamu makan hari ini surplus atau sebaliknya, saat harus memaksa diri untuk tidak merecoki mu dengan ungkapan-ungkapan hangat yang biasa ku lakukan. Sulit langit, tapi karena kamu meminta maka aku berusaha sekeras yang ku bisa. Langit, tolong jangan hentikan aku di tepian ini. Tolong biarkan aku sedikit berbicara, aku tahu kamu selalu tidak ingin menganggap semua ini berlebihan. Kamu selalu meminta agar jangan khawatir dan menyuruh ku tetap tenang. Tapi langit, izinkan aku di waktu ini berbicara.


Langit, saat aku bersedia menyelam bersama mu. Saat itulah aku telah bersedia melewati setiap hal bersama mu. Jika aku bisa menerima hari dimana ice cream vanilla itu memenuhi ruangan kita, maka untuk setiap hal tak semanis vanilla kemarin pun aku bersedia langit. Aku ingin melewati setiap hal bersama mu. Bersama ice cream atau pun tidak, pancake manis atau pun tidak, dan setiap hal suka maupun duka aku ingin selalu merayakannya. Langit, bukankah cinta tentang setiap hal yang mampu dilewati bersama? Meski saat ini aku tidak tau kamu sedang apa, kamu makan apa tadi pagi, bahkan di tempat mu hujan atau tidak, aku tidak tahu. Tapi tidak apa-apa, aku ingin menikmati ini. Aku ingin menikmati setiap hal tanpa pancake manis itu, dan langit aku tidak mati tanpanya. Itu sudah cukup bagi ku.


Aku hanya perlu menunggu dan membunuh waktu bagaimana pun caranya. Rutinitas ku lebih dari cukup untuk membuat semuanya berjalan begitu cepat,  sampai kamu kembali dan pulang memelukku dengan erat. Langit, aku menunggu hari itu kapan pun tiba. Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku tetap disini, aku tidak menjauh juga tidak melupa. Aku disini dengan setiap harapan agar kamu tetap baik-baik saja meski tanpa ice cream vanilla tempo hari.


Langit, jika semua sudah baik-baik saja. Tolong kabari aku, datang dan pulanglah segera. Apapun yang terjadi, aku akan tetap disini dan bersama mu. Disini pun aku tidak pernah merasa jauh dan asing dari mu, karena bagi ku kamu telah menjadi bagian selayaknya hujan yang telah menyatu dalam hati ku. Bagi mu ini berlebihan barangkali, tapi biar saja. Biar saja ini terjadi, karena aku sedang merayakannya. Jadi siapapun tidak berhak mengkritik.

Langit, terima kasih telah memilih ku..

Aku tutup ya..

Dan hujan terima kasih sudah menemani ku di tepian kedua ini, aku berharap di tepian selanjutnya kita masih bisa bertemu dan membicarakan langit ku yang nakal ini. Tolong hujan, biarkan aku hidup lebih lama sedikit lagi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nyett21

Nyett20

Thank You for Lovin'me