Langit dan Hujan
Selamat datang untuk setiap hari raya ini. Hari-hari berhujan telah datang, langit dan segala irama yang tercipta sungguh menjadi hadiah terindah dari semesta di penghujung ini. Aku selalu mengatakan bahwa aku sungguh menyukai hari-hari akhir setelah perjalann panjang yang telah berlalu. Rasanya semua harus dirayakan bahkan bila perlu aku ingin menari bersama hujan untuk itu.
Aku mengingat kembali tentang setiap doa, setiap air mata, setiap duka dan keluh kesah bahkan setiap rayuan pada Tuhan tentang keinginan berjumpa dengan hujan lebih lama sangat membuat dadaku sesak. Namun juga membuat ku teringat bahwa betapa Tuhan maha baik atas setiap janji hujan bersama doa-doa baik tempo hari.
Tuhan, aku sedikit merasa percaya diri apabila doa ku hari ini maka akan selayaknya hujan yang datang besok lusa atau beberapa ratus hari kemudian. Boleh kah aku menggantungkan harapan itu? Bolehkah aku sedikit merasa lebih baik?
Aku tidak pernah tahu kemana hidup akan membawa ku. Entah hujan ku hari ini akankah sama dengan hujan ku seratus hari kemudian, atau seribu hari kemudian? Pertanyaan ini tidak bisa dijawab oleh siapapun bahkan hujan sekali pun. Aku tidak tahu apapun tentang hidup, tentang setiap hal yang terjadi, tentang seseorang, lalu tentang kapan hujan turun pun semua tidak dalam kendali ku. Bahkan aku tidak tahu, apakah doa yang telah ku genggam hari ini akankah tetap bersama ku untuk waktu yang lama? Jika berbicara tentang keinginan, maka tentu aku ingin tetap bersamanya. Bukankah memang fitrah manusi seperti itu? Namun aku berusaha untuk memberikan ruang apabila besok lusa Tuhan berkehendak lain. Lalu selain berduka, apa yang bisa kuperbuat?
Hujan, terima kasih untuk pelukan ini. Terima kasih untuk setiap kebahagiaan yang selalu hadir karena mu. Kamu turun tepat saat diriku sedang tidak baik-baik saja. Tepat pada saat aku sedang memeluk duka, pada saat aku sedang termangu dalam ketakutan. Lalu kamu turun untuk menghibur ku. Terima kasih hujan, kamu satu-satunya yang tidak pernah gagal.
Tuhan, aku ingin hidup lama tentunya dengan segala doa baik dan hujan yang turun. Namun apakah semua akan tetap bersama dengan keyakinan ku? Bantu aku, bantu aku untuk tetap bernafas untuk hujan berikutnya.
Aku sedang bingung, takut, lalu sedih tentang setiap hal yang menghampiri ku. Tidak, beberapa jam lalu aku menari dan menyanyi lalu tersenyum pada mereka. Begitulah hidup, hanya disini aku tidak sungkan mengabarkannya. Karena aku tahu, hujan dan diri sendiri adalah tempat terbaik untuk berbagi. Maka jangan salahkan aku ketika selalu pulang membawa luka.
Seperti ku katakan bahwa aku tidak sungkan mengabarkannya. Lalu akan kukatakan bahwa saat ini aku sedang sedikit jauh dari langit, dan itu tentu membuatku tidak baik-baik saja.
Langit tetap baik pada ku, tentang setiap kasih dan apa yang ia beri sangatlah cukup untuk membuatku merasa dicintai. Namun saat ini aku sedang takut, bila jarak kita akan membawa luka di kemudian hari. Aku percaya ia, aku percaya tentang setiap hal yang ia lukiskan, namun ketakutan ini bukankah hal wajar? Karena aku menyayanginya. Seperti saat ketakutan ku pada hujan yang lama tidak turun, seperti itulah rupanya luka ku.
Dan hujan, aku berharap langit tidak akan pernah meninggalkan ku meski jarak menengahi sekali pun. Lalu aku harap semua ini segera berlalu. Hujan turun lalu suka cita. Katakan padanya hujan, bahwa aku menyayanginya. Tolong tetap bersama meski dengan luka teramat pun, jika pun mati karenanya setidaknya itu lebih baik.
Komentar
Posting Komentar