Setelah Langit

 Hari ke sekian tanpa hujan...



Menurut mu, apa yang bisa dicinta dari diriku?

Bukan apa hanya bersiap, tak ada yang tahu. Aku takut

Tak pernah ada yang lama menunggu sejak dulu.


Nadin selalu mengingatkan tentang siapa aku. Ada banyak hal yang sulit dipahami, namun ku rasa sesingkat itu, kamu seharusnya paham.


Langit, aku tidak suka merepotkan siapapun. Aku takut menjadi beban, aku takut tidak bisa memberikan yang terbaik. Sungguh, aku sangat rumit. Apa kamu mau memahami ku? Apa kamu siap menyelam sampai dalam bersama ku? Apa kamu siap sampai di dasar kita hampir mati? Apa kamu siap menyelam lebih lama? Langit, semua tidak akan mudah kamu pun tahu itu. Aku hanya ingin, kamu terus yakin bahwa aku tidak akan pernah kalah dari setiap tantangan. Aku tidak akan pernah mundur.


Langit, aku bersedia membuka tangan ku untuk menyelam dan mati bersama mu. Aku ingin menyelam bersama mu, tidak lagi sendiri. Aku perlu kamu saat tiba-tiba lautan membuatku tersesat. aku membuka tangan ku bukan karena siapa kamu, tapi ada hal lain yang ku rasa kamu pun tahu hal itu


Kamu, aku berharap kamu bisa memberikan hujan yang ku harapkan seperti setiap mantra ku selama ini. Aku tidak meminta hujan yang indah, juga terbaik bahkan harus sempurna. Tidak sama sekali.


Aku hanya ingin hujan setiap saat aku membutuhkannya.


Aku mau kamu, seperti saat kamu mengajak menyelam bersama ku. Tapi langit, kamu harus tahu. Aku bukan laut yang baik, seperti kata mu. Aku gila, juga berantakan dan rumit. Tapi, aku tidak suka kalah. Pun kamu, aku berharap tidak kalah untuk perjalanan nanti. Aku mendengar bahwa ada beberapa hal yang membuat mu berpikir keras, ada banyak hal yang menghampiri pikiran mu. Mendengarnya membuat ku takut sekaligus tertantang untuk bisa menunda kematian. Semua pikiran mu itu tidak salah, kamu berhak untuk itu. Tapi, jangan kalah. Aku berharap kekalahan mu tidak untuk hal ini. Aku berharap kekalahan mu tidak terulang dua kali setelah kemarin. Kali ini kita bisa bersama sama menderita, terluka, dan terjerembab lalu kepayahan untuk merangkak maju. Aku dan kamu, terbang bersama juga jatuh bersama. 


Kamu, aku berharap tawaran kemarin masih berlaku. Tentang langit yang bisa kita lihat bersama. Jika iya, maka selanjutnya mungkin kita bisa membicarakan kapan kamu bisa menurunkan hujan sebagai hadiah untuk suka cita ini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nyett21

Nyett20

Thank You for Lovin'me