Setelah Hujan


Oktober, mantra ini akhirnya terjadi. Akhirnya pelukan itu kembali. Lalu hujan pun datang..


Kala itu, seseorang datang mencoba menarik hati ku. Gadis kecil berbandana ungu lalu matanya yang besar memberi beberapa syarat untuk tinggal. Berharap bahwa cinta yang ia tawarkan akan sampai hari itu. Berharap bahwa tak harus merasa terbagi oleh ibu yang selalu ia puja. Berharap bahwa setiap kebahagiaan yang ia rencanakan itu akan hadir hari itu juga. Gadis kecil itu berdoa dengan hebat, pada hujan yang turun, pada lautan yang menjadi temannya. Semesta mengiyakan, namun gadis kecil itu lupa bahwa waktu bisa saja sedikit membunuh.

Kemana ia harus pergi? Terjebak dengan pilihan sendiri. Jatuh dengan harapan sendiri yang ternyata hanya omong kosong. Gadis itu benar-benar berdoa lalu Tuhan iya kan, namun gadis itu lupa bahwa beberapa hal bisa saja melukai.

12 tahun ia terjerembab, tubuhnya tidak mampu melihat apapun selain luka itu. Tentang cinta yang benar-benar hilang namun ada di balik dinding kamarnya, tentang perasaan rindu yang tidak siapapun tahu kapan akan bertemu. Setiap malam ia menangis, mengingat tentang pelukan terbaik sebelum hujan, menagih janji pada Tuhan tentang suka cita yang semakin sakit kala harus teringat.

Hujan berganti musim, segalanya tidak lagi sama. Tanah yang dahulu pernah menyapa, bukan lagi ia yang sama. Hujan kali ini untuk ia, setelah Tuhan, juga untuk pria hebat yang kini baru ku lihat setelah 12 tahun ia menemani ku..

Ayah ku, yang dahulu membujuk agar ia menjadi ayah ku. Yang ku beri syarat saat harus memasuki rumah kecil ku dan ibu. Ayah ku yang selama ini tak terlihat, baru sekarang aku mampu menuliskannya. Tuhan aku menyayangi dia, kali ini aku percaya diri mengatakan ini. Dahulu terlalu gelap, sangat gelap.

Aku selalu menganggap dunia dan kehidupan ini tidak adil. Luka menutup mata dan hati ku sehingga sulit sekali untuk tidak berkata demikian, tolong aku perlu waktu. Aku selalu perlu waktu untuk setiap hal, seperti saat harus mengatakan aku menyayangi ayah ku. Ayah yang selalu disamping ku, yang selalu ku tolak payung tawarannya, Yang selalu meminta putrinya untuk menemani ia mengambil uang di bank lalu pulang dengan belanjaan kami, ayah ku yang tidak pernah sekalipun memanggil namaku. Ayah ku yang selalu menyisihkan makanan untuk ku. Ayah ku yang selalu berdebat dengan ibu karena membela ku. Ayah ku yang selalu ada, bahkan saat-saat aku tidak bisa melihatnya. Ayah ku, ayah ku, sayangnya ia adalah Ayah orang lain.


Mereka berkata, Ayah terlihat lebih menyayangi ku di banding anak-anaknya. Aku suka berita itu, namun juga hal ini yang menjadi luka lain untukku. Tidak, biarkan saja. Biarkan saja aku terluka dengan kasih sayang ini. Aku haus, aku butuh, aku rela mati untuk sekedar menuliskan betapa aku menyayangi ayah. Ah ayah, andai saja tadi pagi tidak terjadi juga hujan hari ini tidak turun, maka tulisan ini mungkin tidak akan ada.


Tuhan, dahulu aku selalu menagih kapan janji itu akan datang. Setiap malam, setiap menit dan detik, hingga aku melupakannya. Lalu setelah musim lelah berlari, kini aku baru menyadari bahwa janji itu telah datang meski tidak sempurna. Meski ayah harus memelukku dengan banyak luka tempo hari, namun itu lebih baik daripada aku harus mati tanpa janji itu. Tuhan, jangan biarkan ia pergi sebelum aku menginginkannya. 


Jangan biarkan kisah ini segera berlalu, biarkan semesta membayar janjinya pada ku lebih lama. Biarkan ia melihat betapa sungguh doa ku di sore 12 tahun lalu. Biarkan langit menangis karena rasa salahnya. Biarkan matahari bersembunyi karena malu. Biarkan setiap bintang redup dan memohon maaf pada ku. Biarkan semesta berlutut di hadapan gadis kecil 12 tahun lalu. Lalu tolong, biarkan kisah ku dan ayah sedikit lebih lama sampai waktunya seseorang datang meminta ku pada ayah. Pada ayah, ayah yang di sampingku. Bukan siapapun.

Sampai hari itu tiba, tolong biarkan kisah ini tetap seperti saat ini. Jangan, jangan seperti dulu lagi. Biarkan hujan ini tinggal lebih lama, di sini. Bersama ku dan segala hal yang lebih baik setelahnya. Setidaknya sedikit...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nyett21

Nyett20

Thank You for Lovin'me