Agapati Tulisan Bagian Dua
Allo April..
Allo suka cita…
pukul 00.55, April hari ke 20, tepat beberapa jam yang lalu alasan tulisan ini hadir menyertai. Kepada mereka, salah satu bagian istimewa dan luar biasa. Kami tidak berharap apapun, tapi izinkan kali ini, meskipun hanya kali ini, setidaknya tulisan mereka kembali hadir. Bahwa tidak apa-apa percaya diri menuliskan suka cita, meski tidak ada jaminan bahwa kisah bagian besok lusa akan tetap demikian.
Tidak ada yang lebih baik, saat memiliki cerita manis, lalu Tuhan memberi pilihan untuk mengulangnya. Bukan, Tuhan memberi pilihan untuk menengok kembali dan sedikit mereka adegan itu. Namun meski hanya sedikit, tapi percayalah ini menjadi alasan waktu pagi ini menyita.
Pertemuan kita, tentang cerita itu, tentang segalanya, tentang Angga yang sudah berhasil diet, lalu rasanya bu Eka tak perlu berguyon ‘Angga pelan-pelan jalannya’. Tentang mas Aji yang terjebak hujan tadi sore, juga Amel yang tak bisa hadir padahal kami semua menunggunya. Lalu di akhir, Cicih datang dengan masih candaan khasnya dengan Galih. Well, sebenarnya dia tak niat datang karena drama hujan, tapi mungkin Agapati terlalu keren untuk dilewatkan. Dan tentang Daroh yang lupa bajunya basah karena hujan, lupa karena barangkali malam tadi terlalu lepas dan bebas. Ya, manusia seperti kita kadang lupa tentang segalanya saat diberi kebebasan.
Lalu Dena, ah Dena. Sayang sekali tidak bisa menerobos hujan, sayang sekali kami tidak bisa menyapanya setelah dua tahun. Juga Dila dan Dini yang telah cukup lama berdebu, barangkali kalian membaca, mungkin bisa sedikit meluangkan waktu untuk kami di tahun berikutnya. Dede Eeng yang menyempatkan hadir setelah tahun kemarin tidak, membuat Agapati semakin hidup karena ulahnya. Dan Euis, terima kasih telah hadir tadi malam. Sayang sekali celengannya ketinggalan. Mungkin bisa diambil ya. Lalu Angel, tadi dia datang sendiri. Masih tinggi dan mungkin saja bertambah, namun kami lupa menanyakan oppa-oppa dia, apakah masih sama atau semakin gila?
Dan ibu sekretaris yang masih dengan alis tebalnya, senang sekali tadi Herni bisa datang, terima kasih ya. Lalu Ikma, duh Ikma. Gak bawa kado tapi beberapa kali dapat, bukan salahnya si, tapi kok bisa berhenti di dia terus? Lalu berdebat dengan Susi, ah menyebalkan tapi sangat asik. Terima kasih Ikma sudah hadir. Dan teh Isna, jika hadir mungkin bisa semakin seru. Tapi tidak apa-apa, kami tidak bisa memaksa
Dan Kiki juga hadir malam tadi, sempat nimbun estafet kado ya? ah mengesalkan tapi lagi-lagi asik. Juga Rezi, yang punya konsep dan ide acara, tadinya kami berpikir dia tidak datang, sayang sekali rasanya karena dia dan kami sudah begitu mematangkan acara. Namun Rezi tetaplah Rezi, mana mungkin ketua kelas pertama tidak hadir bukan? juga tanpa idenya, mungkin Mahdeh gak akan dapat foto Galih yang luar biasa itu. Dan Maya, lagi-lagi kami tidak memaksa untuk bisa hadir, sudah lama sekali tidak berjumpa. Tapi sudahlah..
Alfaz, sampai acara berakhir mungkin kaos hitamnya sudah kering termakan angin. Semoga tidak masuk angin ya, terima kasih sudah menerobos hujan untuk kami. Dan Nesa, kembali harus merelakan ketidakhadirannya. Padahal kami rindu melihat pipi bolongnya itu. Lalu Acha, si paling pusing sama list menu dan mikirin uang goceng yang berlebih, jika kalian membaca, boleh katakan uang siapa itu. Ini bulan puasa, tidak baik memakan hak yang bukan milik kita. Dan Uyung, semoga mudiknya lancar ya selamat sampai tujuan. Andai saja bisa hadir. Juga Wendi, maksudnya Wenda yang masih tetap sama juga bisa hadir tadi malam. Tapi Pipin, kembali kami tidak bisa memaksanya untuk hadir. Ah tapi senang sekali Rani bisa hadir tadi malam, masih dengan ketawanya yang lepas, tapi kami lupa tidak menanyakan es rani sewaktu dulu.
Ranti, sempat menguasai mic tadi. Suaranya jadi nyanyian tidur hujan sepertinya, sampai mereka yang belum datang pun bisa menerobos hujan tanpa peluh. Sepertinya, nyanyian Ranti sekarang tidak perlu jadi alasan dia nangis seperti dulu di pelajaran sejarah. Dan Galih, terjebak hujan sejak jam empat, kasihan sekali cendekiawan ini padahal sudah mempersiapkan kado terbaiknya. Tapi Galih tetap hadir, masa pawang tidak hadir kan?
Ratna, Sensei. Kami berharap bisa menyapa dia di kesempatan selanjutnya, rasanya sudah lama sekali tidak berjumpa. Barangkali dia sangat sibuk dengan rumus di otaknya. Juga Simul, ibu bendahara yang sudah pensiun tadi malam hadir, katanya sih dia dapat kado paling baik dari yang lain. Ah selamat yaa..
Mahdeh, kami jelas melihat perubahannya dua tahun terakhir, tubuhnya tidak sama seperti dulu. Tapi tetap saja dengan mahdeh milik kami. Yang punya bencana dapat kado ter absurd, dipakai ya mom jangan lupa. Dan Sukria, duh Sukria yang masih tetap adem pembawaannya. Kenapa pulang duluan? Padahal golden scene nya belum dimulai. Tapi tidak apa-apa, terima kasih sudah se effort itu.
Lalu Susi, pemilik ketawa yang ngalahin Anggun saat jadi duta shampo lain, dipakai ya kaca matanya. Karena Ikma, hampir saja tidak kebagian kado ya. Ufi, tadi malam juga hadir, yang kebingungan karena makanannya ada yang bayarin. Sudahlah, entah siapa tapi harus disyukuri saja yaa. Dan Putra, ternyata hadir juga. List nama terakhir, tapi datang pertama. Sungguh hebat. Dan terakhir, Yusi. Calon ibu yang lagi nunggu baby nya. Memang riskan untuk keadaan saat ini, tapi sungguh kami senang menjadi tante dan om nanti. Mungkin tahun depan, si kecil harus siap dicubitin pipi gembulnya. Sehat selalu ya cii.
Dan selesai, setelah hujan reda, seolah reda pula segalanya. Meski tidak dengan euforia ini. Sungguh, pertemuan kembali kami barangkali menjadi jeda yang cukup membantu ditengah segala yang membentuk kami. Perkataan yang sama seperti di tulisan sebelumnya bahwa, yang singkat memang indah, yang indah harus terpaksa sejenak dilupakan. Agar kita bisa kembali meniti tujuan yang kita impikan selama ini. Entah seperti apa, tapi kami tidak naif bahwa ada banyak harapan dan hal mimpi yang tidak bisa ditinggal diam. Segalanya butuh kembali.
Maka pertemuan tadi, berharap jadi energi baru untuk kita. Menjadi pengingat betapa kita sebagai manusia sangat bebas dan mampu bersuka cita. Agar jika besok lusa berduka, kisah ini kembali mengingatkan kita semua bahwa kala suka cita itu akan ada bagaimanapun bentuk dan kapan hadirnya.
Terima kasih semua, terima kasih atas kehadiran kalian. Tanpa hujan mungkin akan sempurna. Tapi kita tetap bisa memilih atas ketidaksempurnaan itu. Seperti memilih untuk tetap basah karena hujan. Lalu memilih untuk malam ini jadi bagian sukacita kita dalam Retrouvailles bagian dua. Terima kasih, selamat melanjutkan perjalanan kembali di jalan masing-masing, sampai jumpa di kisah selanjutnya.
malam tadi seperti recharger energi yg sebagian sudah hilang, terima kasih agapati sudah menyatukan kita semua🫶🏻
BalasHapusSayang sekali tidak bisa ikut serta yang ke dua kalinya:( but, it's okay. I miss u guys.
BalasHapusMiss u to. Kita harus kumpul berdamaaa:)
Hapus