Berkepala Dua

Halo, selamat malam, hari ini tanggal 28 ya. tanun ke 20 kalinya seorang kamu, nona Syifa yang turut berbahagia hari ini, semoga ya. Bagaimana semuanya? pasti luar biasa kan. But, terima kasih ya, terima kasih sudah bertahan bahkan sampai saat ini hadir untuk menulis jamuan di tanggal 28. Bagaimanapun, rasanya perlu bukan untuk sedikit bercerita disini, kita tidak sedang berbicara perayaan dan suka cita saja sebagaimana harapan, tapi semuanya. Bukankah hidup selama ini selalu menjamu kamu dengan luka? ah tapi kamu hebat sekali bisa melalui semua ini. Hebat kamu, aku bangga pada mu. Aku senang jika kamu sedikit bercerita disini sebelum hari Maret ke 28 berakhir, mungkin kita tutup dengan cerita dari kamu sedikit yaa.


Untuk aku, gadis yang ingin sekali dipanggil Nona, hari ini seperti yang sedang dibicarakan bumi, seperti yang sedang ramai mereka lihat, bahwa segalanya seolah untukku, meski tak semua sempurna. Tidak, tidak ada perayaan besar. Tidak ada pesta dan apapun itu, kue kecil tidak sempurna itu sudah cukup untukku. Doa-doa orang sekitar ku sudah sudah lebih cukup dari apapun. Bahkan, segalanya tidak ada apa-apanya di hari ini, dibandingkan dengan perjalanan menuju hari ini, usia kepala dua. Karena bagiku, perjalanan menuju usia saat inilah, hadiah dan suka cita terbaik untukku. Tuhanku begitu indah mengemasnya, sampai aku tak tahu harus mengatakan apa seraya senyuman ini. 


Aku, usia 19 kemarin sangat indah ya. Sungguh luar biasa dari apapun. Tak sedikitpun tebakan mu salah tentang peran yang akan semakin berat. Ternyata semua benar dan nyata. Namun begitulah hidup seharusnya bukan? Ah sungguh sangat sulit dikatakan sekali tentang perjalanan usia kemarin, benar-benar sulit untuk menuliskannya. Ringkasnya, aku benar-benar hampir diujung, namun satu detik sebelum semua terjadi, Tuhan maha baik mengulurkan tangan.


Usia kemarin seperti mempersiapkan kado untukku di usia saat ini. Kado spesial yang luar biasa, menjadi seorang ibu sebelum seharusnya. Dari sekian kisah, kisah inilah yang tak bisa kubiarkan untuk tak diceritakan. Anak-anak dan dua anak spesial ku, terima kasih ya. Terima kasih sudah memberi banyak untuk ibu, disini ibu izin menuliskan tentang kalian sedikit saja ya.


Untuk kamu, malaikat yang memanggilku ibu, terima kasih untuk waktu-waktu kita selama ini. Ibu selalu merasa lebih baik setelah dengan kamu. Kamu tahu, di tahun kemarin ibu kehilangan banyak, tapi juga mendapatkan banyak, salah satunya adalah kamu. Malaikat-malaikat yang ibu syukuri selama ini. Ibu tidak pernah menyangka kita akan dipertemukan disini, ditempat ini, tempat dimana hari-hari indah tanpa persoalan yang membelenggu ibu selama ini. Ibu tidak pernah menyangka bahwa kita akan sedekat nadi, ibu merasa tak percaya, bahwa tubuh ibu ini pernah kamu ucapkan terima kasih atas apa yang ibu lakukan. Sungguh sayang, ibu tidak memikirkan apapun selain ingin memelukmu saat itu juga. Malaikat-malaikat ku, hari ini jika ada yang bertanya apa kado terindah untuk ibu di tanggal 28 ini? maka tentu saja kamu, sungguh ibu merasa terlahir kembali dengan baik setelah mengenal kamu malaikat-malaikat ku.


Dan begitulah, aku tidak tahu apa yang harus aku ungkapkan di tahun ini. Bahkan tulisan ini baru bisa tertulis di tanggal 28, bukan sebelumnya. Karena ketidakmampuan ku untuk menulis disini. Dan sudahlah, ini terlalu melankolis untukku. Aku tidak bisa melanjutkannya.



Hei, selamat ulang tahun ya. Aku hanya berharap jika usia-usia selanjutnya tetap diberikan kekuatan dan bertahan sampai waktu seharusnya. Semua tidak akan mudah seperti biasanya, dan seperti biasanya, kamu akan mampu melewati semua ini. Percayalah, hujan akan reda seberapa pun lamanya. Kamu, kamu hebat sampai dittik ini. selamat yaaa.


Semangat juga untuk melanjutkan juz selanjutnya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nyett21

Nyett20

Thank You for Lovin'me