Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2022

Pelukan Hujan

Saya tidak mengerti apapun selain tentang rasa roti cokelat yang sukses menyapa perut setelah 15 jam kosong. Selain tentang tempat duduk sepi ditemani mereka yang asing. Berjalan melewati berbagai hal yang menjadi sapaan netra hitam yang terlalu banyak menerima air mata. Ah, tidak. Untuk apa mengeluh dan memberikan diri duka lebih dam. Kembali, saya tidak mengerti apapun selain suara bising jiwa mereka yang semakin membuat saya sepi. Semakin pula saya merasakan bahwa hening dan sepi itu adalah hanya saya. Tidak mereka, juga tidak siapapun mereka yang jiwanya selalu benar-benar hidup. Saya jatuh cinta atas segala sepi dan damai ini. Jatuh cinta atas dialog diri bersama tas yang menggenggam erat selalu. Jatuh cinta atas dialog bersama roti cokelat setelah perasaan sedikit bahagia karena mampu memakan dua potong. Bahkan saya jatuh cinta tentang segala yang menemani saya bersama sepi. Namun saat netra menatap nanar mereka yang tidak demikian, begitu saya pertanyakan. Apakah buruk dengan ke...

Dongeng untuk September

Akhir pekan ditemani musik bumi yang menenangkan. Akhir pekan penuh maaf kepada September lalu juga beberapa hal yang dilewati begitu saja meski dengan hujan. Terkadang saya adalah jiwa tanpa arah, yang meninggalkan jejaknya tergesa. Meski hujan sekalipun yang menepuk bahu agar berhenti, namun tetap saja September dan waktu seolah membuat saya harus meminta maaf atas segalanya kali ini. Hujan pertama pada Oktober, hujan yang menepuk bahu saya untuk benar-benar diam tak berkutik. Lalu saya merayakan maaf atas September dan segalanya. Ketidakhadiran September untuk sekedar singgah disini, mengingatkan saya betapa hidup dan waktu saling berlari begitu cepat hingga rasanya saya tertinggal banyak hal. Hal yang bahkan selalu menjadi pulang bagi saya. Lalu apakah pintu rumah saya masih terbuka saat ini? Apakah pintu itu masih ingin menjamu saya untuk menikmati segelas teh di tengah hujan? Entah kesalahan besar atau bagaimana, namun saya akui saya telah terlalu jauh berlari. Pelarian bersama h...