Antariksa dan Hujan

Pagi ini, 14 September pukul 04:53 yang sangat indah. Setelah sekian lama hujan turun dipagi hari. Sangat menyenangkan. Aku tidak mengerti bagaimana cara kerja hujan yang bisa membuat mood ku baik hanya karena ia turun. Apalagi saat pagi hari seperti ini. Rasanya, benar-benar membahagiakan. 


Setelah kemarin, Aku berdoa pada Tuhan, agar dia menurunkan hujan pagi untukku. Dan yeah, hari ini dia turun. Sungguh, aku tidak ingin ini berakhir. Melihat hujan dijendala kamar lalu mendengarkan rintiknya yang sangat merdu. Sungguh, sangat merdu. Tertawa saja karena memang aku lebay. Tapi hujan yang turun tanpa petir lalu memberikan nada tik tik tik yang sangat syahdu membuat ku berpikir, bagaimana orang lain bisa biasa saja dengan semua ini. 


Mataku perih karena jujur saja aku tidur terlalu larut. Kenapa? Jelas karena aku habis menangis membaca novel Antariksa 2. Sungguh dalam tidur pun aku memimpikannya, lalu mengulang-ngulang dialognya. Dan aku merasa tidak benar-benar tidur karena suara hujan sepanjang malam membangunkan ku. Tapi mataku mengantuk dan ingin tidur. Jelas aku tetap menutupnya, tapi hatiku sebenarnya tidak tidur. Aku dengan pikiran cerita Antariksa ku dan ditemani rintik hujan. Aku mengantuk, namun sialnya tidak masuk kedalam dunia tidur. Jujur saja aku menyukai momen ini, momen dimana saat aku telah habis, oh bukan sebenarnya partnya masih lanjut dan sekarang aku akan uring-uringan seperti orang gila menunggu part selanjutnya update. Ya, setelah aku membaca satu cerita, aku akan terus berpikir, berpikir ini itu, dan semuanya. Seolah cerita itu aku yang mengalaminya. Aku benar-benar galau, karena di Antariksa dua semuanya berbeda di novel sebelumnya. Di Antariksa dua lebih membuat ku melankolis dengan kenangan putih abu, teman-teman, dan segala hal yang menyangkut rindu semua tersusun rapi dengan mellow nya. Itu yang membuat tidurku terganggu, jelas karena aku terus memikirkan mereka semua. Gila kan? Iya memang, aku manusia gila yang sudah terlalu hidup dalam fiksi. Lihat saja sekarang, aku sedang menghawatirkan bagaimana keadaan Laskar karena tetiba Tenggara sangat panik lalu mereka semua pun pergi dari Bandung termasuk Antariksa. Padahal, Vanilla akan menemui Anta sebentar lagi. Bagaimana aku tidak kepikiran karena part itu masih gantung, dan saat ini aku berdoa selain hujan yang jangan pernah berhenti, aku berdoa agar Author segera update lalu menghentikan over thinking ku ini. 


Ah sudahlah, setengah perjalanan ku bersama September tidak begitu buruk. Sebenarnya, saat ini aku sudah cukup pandai untuk menjamu luka. Bagaimana caranya? Ya begitulah. Dan yang selalu membuatku lebih baik adalah, setengah September ini hujan terus mengguyur tanah ku. Dia seperti tahu, jika aku terus menginginkannya. Jujur saja aku merasa bahwa andil hujan untuk setiap masalah ku, cukup membantu. Setidaknya, membantu mood ku lebih baik. Lalu andil mereka juga, para suami wattpad ku yang terus membuatku gila. Ah sudahlah, aku tidak bisa melanjutkan. 


Sebenarnya, aku juga sedang siap-siap untuk perkuliahan yang sebentar lagi dimulai. Tuhan, bantu aku ya. Jujur saja ini dunia baru. Aku hanya punya percaya jika kamu selalu ada disisiku dan akan selalu membantuku. Seperti biasa. Iya seperti biasanya. Aku berharap semua ini tidak membuat ku tidak baik. Aku berharap semua baik-baik saja, walau sebenarnya tidak. Ya, aku ingin semua terlihat baik. Tepatnya, membaikkan keadaan. Ah aku tidak ingin terlalu memikirkan ini semua. Tidak. Tidak usah. Sekali lagi, aku harus pintar menjamu luka. 


Sudahlah, sepertinya aku harus kembali tidur karena hujan seperti menarikku kembali pada mimpi. Masih dengan over thinking ku tentang cerita Antariksa 2, aku rasa hari ini aku akan semakin melankolis. Hmm begitulah. Baiklah, aku sudahi. 


Bye, semoga hujan hari ini tidak pulang. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nyett21

Nyett20

Thank You for Lovin'me